:::: MENU ::::

Gerakan Pramuka Gugus Depan Kota Surabaya 08-063 Gugus Depan Kota Surabaya 08-064 Berpangkalan di Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

  • RACANA POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA

  • RACANA POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA

  • Update Berita Hari Ini

  • MALAHAYATI PPNS TANGGUH

  • SERAH JABATAN PERIODE 2019-2020

  • TUNAS UNGGUL CEDEKIAWAN MARITIM

Selamat Datang di Laman Racana Martadinata-Malahayati Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

Kamis, 30 Mei 2019

Ekspedisi Merah adalah program rutin racana untuk mencari saksi bisu sejarah. Program ini kami gunakan untuk merefleksi anggota racana agar selalu ingat dengan sejarah Indonesia maupun Nusantara. Selain mencari sejarah  tidak jarang komunikasi dengan makhluk astral terjadi selama penjelajahan kami. Ya serem serem gimana gitu kak, Untungnya sekspedisi ini dilakukan pagi hingga sore hari.

Ekspedisi Merah pertama dilaksanakan pada penulusuran sejarah Kedung Cowek. Dimana benteng tersebut merupakan saksi bisu pertempuran 10 November dahulu. Benteng tersebut terletak di pinggir pantai kenjeran lo kak... hayoo pada gak tau kan ya. Info pertama kali didapatkan dari salah satu website berita yang membuat kami kepo berat kak. ini nih penyebabnya.
Pada saat itu kebetulan kita lagi rapat agenda giat. dan tiba tiba tercetus penjelajahan menguak sejarah disana. akhirnya kami mengkonsep kegiatan sekaligus menerapkan pengaplikasian dari materi navigasi darat yang sudah kita dapatkan kak. kita bagi anggota menjadi 4 kelompok. dan 1 Patrol yaitu Kak Farhan.

Kelompok 1
Kak Yudha, Kak Hargo, Kak Riswan

Kelompok 2
Kak Izzul, Kak Fahmi, Kak Daffa

Kelompok 3
Kak Imam, Kak Baharudi, Kak Dimas

Kelompok 4
Kak Arum, Kak Yoris, Kak Tyok

Perjalanan kami dimulai pukul 09.00 pada tanggal 17 Maret 2018 dari pangkalan kami menuju pasar ikan Bulak Kenjeran untuk Transit dan melakukan brefing lokasi.

Kami melakukan perjalanan menuju lokasi dengan menggunakan peta cetak dari google map untuk pengaplikasian medan kak. Karena suatu kejadian di pintu masuk akhirnya kita bertemu dengan 4 kelompok tadi. wada... Tidak jadi pengembaraan nih.
Belum sempat melanjutkan untuk masuk kedalam benteng kita melihat tulisan di beberapa bagian benteng, dan sangat banyak kak. ada dimana mana.


Jadi memang benteng ini masih dalam pengawasan TNI AD sekitar. Jadi kalo kakak kakak ingin pengembaraan harus ijin dulu lo ya biar tidak ada apa apa. Dilokasi ini masih belum steril, msih banyak proyektil yang berjatuhan ditanah meski kadang iya kayak batu sih. dan masih ada beberapa ranjau dan bahan peledak aktif yang terkubur disana. Harus hati hati banget kak disana. Kalau kakak kakak bisa lihat beberapa lubang di dinding benteng merupakan bekas tembakan dari proyektil dan juga mortar dan meriam.


Disaat kami sampai ada beberapa hal yang mengejutkan yaitu adanya beberapa suara halus dari segala penjuru benteng. bukan seperti suara gema. Memang daerah benteng sangat terisolasi, masih banyak belukar disini, dan tak jarang ada ular yang lewat diantara belukar.


Konon katanya kak Hargo dan kak Fahmi saat disana bagian tanah benteng seperti terdapat sebuah ruangan bawah tanah loo kak... woooo... jatanya ada energinya.

Sesampainya dilokasi kami melakukan eksplorasi di tempat. Dari awal kami berjalan kira kira ada 7 dudukan tower meriam di benteng tersebut. Benteng tersebut sangat kokoh dan kuat kak. Seriusan.. kalau semisal di uji beton benteng ini udah standard atas kak.


Disana kami lakukan diskusi kecil dan berusaha menelaah lagi apa sih yang pernah terjadi disini. Tidak lupa berhubung kami juga capek kak, akhirnya kami rujakan juga disana dengan bekal yang sudah kami bawa.


Muantab dah... Sambil menikmati kesunyian kami lanjutkan diskusi kami disana. Hitung hitung melemaskan kaki juga.

Dari penerawangan kak Hargo benteng ini pernah di bombardir dan katanya banyak orang yang meninggal disini. Bahkan ada beberapa energi yang berusaha untuk bergabung bersama ekspedisi untuk menceritakan sejarah dari benteng ini, ada juga yang menangis minta tolong karena badanya terbelah karena bom yang sengaja dijatuhkan musuh ke tentara Indonesia. Menurut Sejarah benteng ini dibentuk oleh Jepang untuk menghalau serangan Belanda dan Sekutu pada saat itu. Benteng tersebut merupakan lapisan terluar Surabaya dan menghadap langsung ke selat Madura. Bila melihat dari arsip Surabaya. Benteng ini selain digunakan sebagai tempat artileeri berupa meriam, juga sebagai gudang senjata pada jamannya. Hingga Jepang tunduk karena kekalahan perang. Benteng tersebut jatuh ditangan Arek arek Soerabaja. Pada saat itu benteng tersebut diduduki oleh pasukan Sriwijaya untuk mempertahankan Surabaya dari Serangan NICA.  Benteng tersebut pernah dibombardir pesawat sekutu dan kapal perang untuk membuka blokade dan serangan dari arek arek Surabaya. Kurang lebih sekitar 200 pejuang gugur disana.

Nah.. itu sejarahnya kak. Terus apa nih merahnya? Jadi menurut penerawangan Kak Hargo. Ditempat tersebut banyak berserakan mayat yang belum ditemukan, ada potongan tangan, kepala dan badan yang tiak utuh. Dan bagi orang yang memiliki kemampuan lebih maka akan terdengar suara minta tolong dari penunggu disana. Dibenteng tersebut secara astral terdapat sebuah kerajaan ular dimana ada siluman ular yang menguasai pada sentral benteng. Maka dari itu tidak jarang kita bertemu ular disini. disisi utara terdapat daerah kabut yang akan datang saat sore tiba dan malam tiba. Katanya itu batasan wilayahnya kerajaan siluman ular. Disisi lain merupakan tempat dari makhluk seperti sundel bolong, pocong dan kuntilanak. Waduh serem juga ternyata.

Tapi tenang kak. Pemandangan disini cukup indah dengan berbagai cerita sejarah dan misterinya. Setidaknya kita disini merasakan bahwa perjuangan pejuang kita sangatlah besar untuk merebut dan mempertahankan satu kota, apalagi untuk negara. dan jangan pernah berbuat aneh aneh pada tempat yang belum kita ketahui. itu kak yang kami dapatkan. hehehe...


Untuk penutup... inilah kita yang lagi menikmati sunset di tepian pantai dari benteng tadi kak. Oh iya kalau semisal kesini jangan lupa ijin dulu ke pihak TNI AD ya, dan kalau jam pulang terlalu sore kita sarankan untuk mengambil jalur menuju Suramadu jangan melalui jalur awal, Karena lumayan gelap. Tetap Semangka dan Salam Pramuka..

0 komentar:

Posting Komentar